Sabtu, 14 November 2015

Bapakku yang lebay

Peristiwa yang berhubungan dengan Bapakku yang lebay :
Ellyas Pical
  1. Waktu kecil kalau Ellyas Pical lagi tanding pasti Bapak bangunin kami dari tidur untuk nonton. Padahal waktu itu umurku saja masih kurang dari 10 tahun. Yang kuingat waktu Ellyas Pical kalah dan Bapakku teriak-teriak enggak jelas. Entah apalah yang dipikirkan Bapakku ini???
  2. Bapakku juga bangunin anaknya dari tidur kalau lawak si Tomblok lagi di TVRI Medan. Tomblok itu adalah komedian perempuan yang badannya gemuk seperti aku. Penting gak sih Pak?
  3. Waktu kami semua kumpul di depan TV menonton sinetron atau film yang tidak diminatinya, maka Bapak akan menari-nari di depan TV untuk mengacaukan konsentrasi penonton. Terkadang kami geli tapi lebih sering jengkel sih...
  4. Kalau ada tikus dalam rumah maka yang suara yang paling kenceng dan dorong-dorong kami supaya musnahkan si tikus adalah Bapak.
  5. Bapak percaya diri banget naik Piaggionya sambil pake kacamata hitam untuk sekedar jemput kami dari Pondok Pabrik yang jaraknya sekitar 2 KM dari rumah melewati lapangan bola dan perumahan. 
  6. Dari dulu Bapak suka phota photo bahkan kalau lihat di Album keluarga lebih banyak photo Bapak-Anak daripada Mamak-Anak. Posenya Bapak berbagai rupa, dari yang enggak penting sampai yang enggak jelas dan hal itu terjadi sampai sekarang.
  7. Bapak dari dulu suka sama fashion bahkan punya topi koboy dan kemeja lengan panjang kotak-kotak. Dipadankan dengan blue jeansnya dan naik Piaggio (untungnya bukan kuda).
  8. Suka ngarang lagu yang enggak jelas isi dan melodinya, tapi karena rada-rada sensitif lagu ini hanya boleh dinyanyikan di dalam rumah.
  9. Kalau ke Jakarta suka perhatiin mobil yang lalu lalang terutama Kijang Kotak terus berkomentar "Bah...masih ada rupanya orang Jakarta yang mobilnya lebih tua dari mobilku".
  10. Sewaktu kerja di ladang (biasanya liburan sekolah), Bapak mewajibkan kami tidur siang di Sopo/Gubuk yang ukurannnya cukup luas untuk menyimpan peralatan ladang. --> Sopo/Gubuk di tengah ladang kami ada dipan dan tikar untuk tidur 3-4 orang tergantung ukuran badan, bak penampungan air hujan dan tungku untuk masak kacang/jagung rebus, air untuk seduh teh atau kopi, mie instan dll. 
Karena Bapakku tergolong lebay, makanya aku enggak heran kalau lihat Bapak-Bapak sekarang yang juga lebay. 

Bahkan aku bisa bilang bahwa kaum pria itu lebih lebay dibandingkan kaum wanita dan semakin lebay seiring bertambah usianya....hahahaha

Selamat hari Ayah.....

Senin, 06 April 2015

PASKAH ku tahun ini


Kami menggunakan nama yang berbeda untuk memanggilMu 
Kami pakai bahasa yang berbeda untuk berbicara denganMu 
Kami membaca buku yang berbeda untuk mengenalMu 
Kami bernyanyi dengan irama yang berbeda untuk memujiMu 
Kami melakukan ritual yang berbeda untuk memujaMu 
Kami berada di tempat dan waktu yang berbeda untuk menyembahMu 
Kami berpikir dengan logika yang berbeda untuk memahamiMu 
Kami memiliki perasaan yang berbeda atas kehadiranMu 

Tapi kami sepakat bahwa Kau Penguasa Alam Semesta 
Tempat kami berserah dan berharap 
Yang selalu hadir dalam sejarah peradaban manusia 
Dahulu, Sekarang dan Selama-lamanya 

Kami mencintaiMu...


Selasa, 14 Oktober 2014

USER yang lebay


Dari sini

Gara-gara Mas Zuck datang ke Indonesia jadi punya ide mau nulis tentang pengguna media sosial. Indonesia masuk dalam 5 besar pengguna Facebook terbesar di dunia. Beritanya bisa dibaca disini namun dengan kondisi kecepatan koneksi internetnya tidak masuk 20 besar di dunia (Beritanya ada disini). Dalam arti positif...kita terbiasa memaksimalkan sesuatu dalam kondisi terhimpit sekalipun. ^_^

Internet adalah kebutuhan utama bagi beberapa (mayoritas saat ini) orang karena dibutuhkan untuk bekerja dan akhirnya menafkahi dirinya dan keluarganya. Internet bisa digunakan untuk transfer data, penyelesaian masalah logistik, penyimpanan data, media belajar dan masih banyak lagi. Buat orang suka curhat enggak jelas di media sosial bisa juga menjadikan internet sebagai kebutuhan karena tanpanya hidupnya tak berwarna.
 
Yang selalu bikin kesal buat aku pribadi adalah iklan internet yang selalu dihubungan dengan handphone dan media sosial. Seakan-akan internet itu hanya dibutuhkan oleh pemakai handphone dan pemilik media sosial yang harus selalu eksis. Padahal menurutku kegunaan internet itu bisa dirasakan jika menggunakan PC/laptop

Bayangkan hampir setiap provider selular selalu menawarkan gratis media sosial jika A, jika B atau jika C tetapi sangat pelit tawarkan gratis internet. Mungkin karena ini memang kebiasaan kita juga sih.....#miris
Di masa provider selular selalu gencarkan penggunaan internet untuk media sosial yang seharusnya orang semakin melek media sosial, banyak juga orang yang gunakan media sosial bikin aku eneg. Padahal sudah ada tools setting yang berisi hidden, delete, block, spam dll tetapi masih malas menggunakannya. 
Cerita lucu tapi aneh buat aku adalah :
  • Selalu dimention sama orang yang tidak disukai, terus dia minta supaya orang itu jangan mention dia dan hal ini dituliskan di media sosial. 
         #Hellooo...ribet amat hidup loe, tinggal block aja itu orang sih.... 
  • Curhat di medsos karena males di timeline orang pada bahas politik. 
         #Yaelaahhh...kan bisa di hidden kalo enggak mau baca atau mainkan aja scroll naik   
         turun alias lewati aja.
  • Kesel sama notifikasi game terus suruh orang jangan invite dia karena dia enggak main game tsb. 
         #Heiiiii....block aja gamenya ngapain larang orangnya. 
  • Marah-marah sama orang yang iklan OS di timeline/wall nya padahal temannya sendiri. 
        #Bisa dikategorikan spam kan biar agak halus sedikit....padahal kasar juga ya :-))))


Menurut aku media sosial sama halnya dengan rumah yang harus selalu dirawat. Sama halnya rumah juga harus dibersihkan, media sosial juga harus dibersihkan dari hal-hal yang menurut kita sampah dengan menggunakan tools hidden, delete, block, spam dll; sedihnya hal tsb agak sulit dilakukan kalau hanya mengandalkan handphone karena agar lebih bersih sebaiknya menggunakan PC/laptop. 

Sayangnya banyak orang bangga punya handphone mahal dan tidak punya PC/laptop sama sekali. Kalau aku lebih memilih handphone biasa aja dan punya PC/laptop sih...karena keseharian enggak selalu main di media sosial kan? Kalau aku loh...makanya suka kesal kalau internet selalu dikaitkan dengan media sosial.   

Tulisan ini dibuat karena kesal dengan kecepatan internet di Indonesia dan lebaynya pengguna media sosial (terutama facebook)...iya deh,aku juga.
Terkadang berharap media sosial yang ada di block seperti facebook, twitter, path dan instagram biar termotivasi buat media sosial sendiri yang asli buatan Indonesia. Kan sudah terbukti kalau kita selalu bisa lebih maksimal disaat terhimpit sekalipun...^_^

Jumat, 10 Oktober 2014

Kisah nama Kami

Masih berhubungan dengan nama, ada keunikan nama diantara kami kakak beradik. Urutan kami dimulai dari :
Mike Roselyn Banurea
Nina Nola Banurea
Desy Natalin Banurea
Theresia Karina Banurea
Boy Kusonta Banurea
Tanpa sengaja aku temukan keunikan huruf pertama pada nama tengah kecuali aku yang anak pertama. Mungkin artinya anak pertama akan berbeda sendiri dari yang lain...hahaha. 
Mike R Banurea
Nina N Banurea – Desy N Banurea
Theresia K Banurea – Boy K Banurea
Apakah anak kedua dengan ketiga punya kesamaan dan anak keempat punya kesamaan dengan anak kelima? Belum bisa cerita sekarang deh....mungkin berjalannya waktu akan kami temukan rahasia dibalik huruf pertama pada setiap nama tengah.
Kami punya cerita ngawur tentang asal muasal nama yang diberikan dan diramu sedemikian rupa untuk sekedar lucu-lucuan. Kalau hal ini kami konfirmasikan ke Bapak Mamak paling cuma dijawab "hhhmmm..." atau "imatutu..."...hahahaha.
  1. Pembuatan nama anak pertama adalah ide orisinil. Menggunakan bahasa daerah yang berbau internasional. Nama anak pertama (mike = kemana) tidak ada hubungannya dengan petinju Mike Tyson karena pada saat dia lahir nama itu belum ngetop. Tapi bisa jadi terinspirasi dari nama Mike Wijaya nama artis film senior yang cukup ngetop di masa itu. 
  2. Nama anak kedua disebabkan yang terlahir kembali adalah seorang perempuan lagi (nola = lagi). Misinya masih mirip dengan anak pertama yaitu menggunakan bahasa daerah namun berbau internasional. 
  3. Di masa ini aku merasakan Bapak Mamak enggak punya ide lagi memberikan nama perempuan karena berharap yang terlahir adalah laki-laki dimana jaraknya dengan kakak sebelumnya adalah lima tahun. Karena dia lahir dibulan Desember dan di minggu perayaan Natal sekolah Minggu, Natal Ina, Natal Ama dll maka nama yang diberikan menegaskan momen itu. Di tahun ini terasa “berbeda sekali” karena merayakan Natal di gereja tanpa Mamak karena masih harus terbaring dengan adek bayi. Hanya anak ketiga yang namanya tidak mengandung bahasa daerah dan kebetulan dia anak tengah diantara kami.
  4. Enam tahun setelah kelahiran anak ketiga akhirnya lahirlah anak keempat dan perempuan lagi. Untuk kedua kalinya Bapak Mamak bingung mau kasih nama apalagi, namun yang dipikirkan mereka adalah mengapa anaknya perempuan semua (karina = semua). Tante Ester Adik Mamak berikan masukan buat mereka karena pada masa itu Bunda Theresa sering masuk koran dan TV. 
  5. Akhirnya lahirlah anak laki-laki yang ditunggu cukup lama. Jarak umurku dengan dia saja delapan belas tahun dan jaraknya dengan kakak diatasnya adalah enam tahun. Melalui anak lelakinya Bapak Mamak mau sampaikan bahwa selalu ada pengharapan disaat berserah. Dengan doa, anak lelakinya menjadi sosok bisa diharapkan (boy/boi = bisa, kusonta = diharapkan).
Karena Bapak adalah orang Pakpak, bahasa yang digunakan pada nama kami adalah Bahasa Pakpak. Bapak Mamak cuma menempuh pendidikan hingga SMA namun menurutku mereka punya pemahaman yang bagus (pada masa itu) dalam penamaan setiap anaknya. 

Dengan mencantumkan bahasa Pakpak disetiap nama, Bapak berharap kami selalu ingat leluhur dari pihak Bapak mengingat kami lahir dan bertumbuh di perantauan. Walaupun akhirnya hanya dua dari lima anaknya yang bisa berbahasa Pakpak (anak ke empat dan ke lima) karena mereka merasakan sekolah di Kabupaten Pakpak Bharat tepatnya di Sukarame tempatku yang cuma numpang lahir.

Rabu, 08 Oktober 2014

Namaku adalah Namaku, Namamu adalah Namamu

Mawar dari sini
Pernah kesal dengan nama sendiri? Pernah bangga berlebihan dengan nama sendiri? Pernah iri dengan nama orang lain?

Namaku Mike Roselyn Banurea, lebih sering gunakan nama Mike Banurea sebagai username  di media sosial dan beberapa aplikasi komputer karena lebih singkat dan praktis. Belakangan ini berpikir ingin merubahnya menjadi Mike Roselyn saja deh....(aku bukan penganut sukuisme dalam hal ini). 
Setiap orang yang belum pernah bertemu atau berbicara akan menduga aku sebagai laki-laki karena nama “Mike” dan itu membuat mengernyitkan dahi  apalagi kalau dipanggil dengan “Maik”. Kejadian aneh yang pernah terjadi adalah ada yang menduga aku punya darah campuran dengan bangsa lain disaat menulis nama lengkap karena dianggap nama yang berbau kebarat-baratan. Inilah di titik kesal dengan nama sendiri, orang lain begitu bebas menginterpretasikan aku hanya berdasarkan sebaris nama.

Pernah baca buku Da Vinci Code atau sejenisnya? Nama tengahku ada beberapa kali disebutkan (ehemmmm..hahaha). Rose, line, roseline, roselyn......terkesan romantis, mistis, dan misterius gitu kan? Dan situlah titik bangganya....*maksa diri banget. 
Aku suka hal-hal yang dengan mawar tetapi enggak tahu apakah ada hubungannya dengan nama sendiri. Tetapi sebagai  perempuan rasa suka ke mawar sama dengan rasa suka ke anggrek, melati, dan bunga tahi lincong loh...hehehe

Aku selalu kagum dengan orang-orang yang saat ini berumur lebih dari 45 tahun dan memiliki nama yang menurutku terucap dan terdengar “gagah”. Seperti Ikrar Nusa Bakti, Marty Natalegawa, Jaleswari Pramodhawardani, Aris Merdeka dll. Yang kupikirkan saat menyebut nama mereka adalah “Apa yang difikirkan orangtua mereka saat memberikan nama itu?”, sederhana tetapi bermakna dan enggak ribet menurut aku.

Aku sadari setiap orangtua pasti punya harapan pada setiap nama yang diberikan kepada anaknya. Rasa bangga selalu ada disaat aku berpikir “Apalah yang dipikirkan Bapak Mamakku dikampung saat itu?”, berikan aku nama yang keren banget ini.....^_^.

Hayalanku adalah ada masanya nanti namaku akan di panggil pada saat terima Oscar atau jadi bintang tamu Oprah dengan panggilan :

Please welcome Maik Benuri..........aissshhhhhh.....mending ganti deh.....

Please welcome Maik Roslyn.........horeeeeee lumayan mendekati nama sebenarnya kan????

Bunga tahi lincong dari sini

Rabu, 24 September 2014

Aku orang Pakpak

Gambir dari sini

Tulisan ini aku buat pada masa masih punya semangat 45 menggunakan Note di Facebook, tepatnya 14 Agustus 2009. Suka sekali dengan tulisan ini karena menggelitik diri sendiri hingga saat ini. Aku posting kembali di Blog ini dengan beberapa perubahan karena tulisan lamanya gaya alay banget. Kalau tulisan aslinya masih ada di Facebook. ^_^

Dari sini
Percakapan 9 tahun lalu di kota budaya,
Mr X : Kampungnya dimana?
Meli : Di Tobasari
Mr X : Dimana itu?
Meli : Di Sidamanik
Mr X : Daerah mana itu?
Meli : Pematang Siantar
Mr X : Memangnya itu dimana?
Meli : Medan
Mr X : Kenapa enggak dari tadi bilang kalau orang Medan...!!!
Meli : ^_^

Aku juga bertanya kepada Meli, kenapa juga melayani pertanyaan berantai seperti itu? Alasan dia cukup sederhana,"Nanti Tobasari enggak dikenal ".
Hehehehehe.....bener juga ya...

Tapi yang aku alami dalam versi lain...

Y : Kamu suku apa sih?

Mike : Pakpak
Y : Fakfak???? Koq enggak mirip...campuran ya?
Mike : Bukan Fakfak tapi Pakpak

Y : Dari mana itu?
Mike : Sumut-Perbatasan Aceh Selatan (Ngarang setelah sebelumnya lihat Peta..hehehe)
Y : O...orang Batak
Mike : Bukan, aku orang Pakpak
Y : Beda ya?
Mike : Pastinya donk...

Pertanyaan seperti itu masih sering aku dapat...(Minggu ini saja sudah 2 kali...). Hebatnya lagi klo Y = orang Toba, reaksinya pasti beragam mulai dari yang enggak enak sampai bikin eneg.

Pertanyaan berantai ini juga aku jalanin dengan harapan biar orang lain tahu ada suku Pakpak. Bukan bermaksud sukuisme tapi untuk menambah khazanah budaya (cik cik cik...)

Disaat banyaknya lembaga-lembaga yang membentuk duta-dutaan seperti duta laut, duta orang utan, duta terumbu karang, duta harimau, duta lingkungan hidup dan lain lain....Kenapa juga tidak menjadikan diri sendiri sebagai duta bagi sukunya sendiri....???????

BUKAN KARENA SUKUISME!!!!!!!!!
TAPI DEMI SEDIKIT INFORMASI TENTANG SUKU-SUKU DI INDONESIA
Kalau kata temanku "Think global act local"


Ayo....Semangat!!!!!

MERDEKA!!!

Note :
Mike = enggak bisa bahasa Pakpak
Mike = waktu kecil suka bingung kalau pulang kampung ke Sukarame karena di Terminal Sidikalang banyak yang sebut-sebut namanya (merasa orang terkenal...hahaha)

Selasa, 23 September 2014

Matematika oh Matematika

dari sini
Peristiwa 4x6=6x4 di media sosial membuka memoriku akan Matematika (sebagai Mata Pelajaran). Rasa takut, malu, hampa, aneh, ceria, romantis, mewarnai kehidupan Matematikaku. 

Berawal di SD kelas 4, aku punya rasa benci dengan Matematika disebabkan Mamak aku yang "reteng". Waktu itu aku punya PR Matematika yang kutanyakan ke Mamak, jawabannya membuat aku kurang mengerti karena tidak sesuai dengan yang diajarkan Guru di sekolah. Jawaban sakti anak SD masa itu adalah "Tapi Gurunya bilang begini Mak!". Keesokan hari aku lihat Mamak protes ke sekolah bertemu dengan Guru Matematika senior, Kepsek, dan beberapa Guru lain tanpa Guru Matematikaku. Apapun hasil pembicaraan mereka aku kurang tahu, kecuali Guru Matematikaku tidak mau ketemu dengan Mamak aku. Waktu itu yang kurasa cuma takut, malu, dan memutuskan sendiri tidak akan pernah minta bantuan Mamak untuk selesaikan PR Matematika serta tidak akan pernah mau tanya jawab dengan Guru Matematika yang berkaitan dengan pelajaran.

Di masa SMP aku merasa tidak punya ketertarikan sama sekali dengan Matematika sampai-sampai tidak pernah tahu materi Matematika apa yang kuserap. SMP ku waktu itu cukup terkenal dan menjadi favorit (se kecamatan doang....hahaha). Sehingga punya Guru matematika yang lumayan banyak secara jumlah (seingatku lebih dari 4 orang). Di masa ini aku ngerasain belajar Matematika pake ngantuk luar biasa (hebat kan...), aneh karena punya guru unik dan ceria nakal. ^_^ 
Pernah diajar Ibu Guru yang moodnya bisa terlihat dari warna baju yang dipakai hari itu. Kalo merah, berarti Ibu Guru bakalan marah seharian dan kalau biru atau hijau bakalan baik terus seharian. Kalau kuning ato oranye bakalan tidak terlalu marah seperti pada saat pakai Baju Merah. Detailnya lupa lupa ingat tapi hal ini mempengaruhi kebiasaan para siswa pada hari ada pelajaran matematika. Pagi hari setelah apel atau SKJ, yang pertama dilakukan adalah cari tahu warna pakaian Ibu Guru. Kalo merah berarti kami harus siapkan kelas dengan sebersih mungkin, bila perlu isi vas kecil dengan bunga yang dipetik dari halaman sekolah dan taruh di meja Ibu Guru dengan harapan marahnya berkurang sedikit.....aneh dan lucu kami waktu itu.
Pernah juga diajar Bapak Guru yang mirip Inspektur Vijay di film-film India.....hahahaha. Beliau sangat disiplin kalau bicara peralatan ukur Matematika secara bawaannya selalu penggaris kayu yang puanjang itu. Kami diwajibkan membawa penggaris 30 cm, penggaris busur, jangka dan pensil setiap pelajaran Matematika. Untuk siswa yang menggunakan angkutan umum sering sekali bermasalah dengan penggaris 30 cm yang patah terutama buat siswa laki-laki. Kalau ditinggal di laci kelas juga tidak menjadi solusi karena selalu raib. Sebelum memulai pelajaran beliau selalu meminta semua siswa mengeluarkan alat "perang"nya dan disusun di atas meja untuk diperiksa satu persatu.Jika ada siswa yang tidak membawanya berarti siap menerima hukuman yang tidak enak di badan. Karena tragedi penggaris 30 cm patah selalu terjadi sehingga kami mengakali beliau dengan cara yang enggak mutu banget. Siswa yang tidak punya penggaris 30 cm akan meminjam bungkus plastik penggaris berwarna biru dari teman-teman yang lain dan di susun di atas mejanya. Pada saat Guru mengecek setiap meja siswa, beliau akan senyum bangga karena semua siswa patuh dengan ketentuannya. Namun rasa tenang itu buyar pada saat di tengah pelajaran karena siswa sudah mulai berisik pinjam sana pinjam sini. Pak Guru bingung dan marah......hahahahaha.
Besoknya setiap memeriksa meja siswa tidak hanya mengandalkan pandangan tetapi juga sentuhan. Setiap bungkus plastik penggaris 30 cm yang berwarna biru itu akan di angkat dan jika lunglai berarti isinya tidak ada... ^_^ 

Masa SMA semakin suram saja Matematikaku, aku bahkan tidak ingat Guru Matematikaku kecuali Guru yang sekaligus Wakasek. Tetapi di akhir SMA aku mengalami jatuh cinta kepada Matematika karena Kepsek yang sekilas ajarkan Matematika dengan cara yang berbeda. Pada saat itu aku merasa Matematika bukan hanya masalah simbol tetapi nalar. Asyeeekkkk..... 

Kuliah????????? 
Sodara-sodara.....sesungguhnya aku masuk jurusan Matematika.
Koq bisa???????? 
Matematika pada saat itu adalah pilihan kedua saat tes masuk Universitas dan karena tidak ada jurusan lain yang aku minati. Nekat sekali rasanya memilih jurusan ini hanya karena jatuh cinta di akhir SMA.
Rasanya seperti apa??????
Pusinglah.......Matematika di SD aja suka bikin pusing apalagi kuliah *emosi jiwa.
Yang menyenangkan di masa ini adalah......?????
Kalau dulu rasanya sedikit sekali yang menyenangkan tetapi kalau diingat di masa kini rasanya menyenangkan.

Di masa itu belajar memahami bahwa setiap simbol memiliki arti dan menterjemahkannya menjadi bahasa yang mudah diterima. Sebaliknya setiap masalah kompleks bisa disederhanakan sedemikian rupa dengan menggunakan simbol yang ada. Romantis sekali yaaaa......

Memahami arti diferensial dan integral, deret fibonacci, bilangan bulat, angka biner, varian, teori bilangan, matriks, kalkulus vektor.....(Waduh, jariku mendadak keriting karena menulis istilah Matematika hahahaha).

Semasa kuliah lebih ditekankan kepada proses penyelesaian masalah bukan hasil akhirnya. Karena hasil akhir bisa saja berbeda karena proses penyelesaiannya menggunakan defenisi dan teorema yang berbeda. Kalaupun hasil akhirnya berbeda tidak akan menjadi salah, namun dari proses penyelesaiannya akan bisa dilihat apakah menggunakan defenisi dan teorema yang tepat sesuai dengan permasalahannya.

Kuliah jurusan Matematika tidak hanya belajar tentang pembuktian teorema yang njelimet sampe bikin mata menyipit dan bibir monyong.....(coba dipraktekkan...bagus).
Banyak materi juga mengajarkan terapan dari Matematika, waktu itu yang lagi hits adalah Logika Kabur atau Fuzzy Logic dan Statistika (menurut aku loh...bisa berbeda menurut orang lain).

Terapan Fuzzy Logic bisa dilihat di mesin cuci automatic, masukkan pakaian yang mau di cuci maka ada bagian mesin yang akan bergerak untuk menghitung beratnya pakaian dan akan menghitung berapa banyak air dan deterjen yang dibutuhkan serta berapa menit waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikannya. Kulkas dan AC sekarang juga sudah pakai perhitungan Fuzzy Logic untuk menghemat penggunaan listrik namun bekerja dengan maksimal, yang sekarang kita kenal dengan Tehnologi Inverter.
Aktuaria berhubungan dengan perhitungan asuransi. Dulu tidak ambil kuliah ini karena "males" dan kebetulan tidak wajib. Sekarang jadi suka baca sedikit-sedikit...nyeselnya sekarang deh...
Kalau Statiska semua orang pasti tahu, terapannya sangat luas. Dipakai untuk hitung cepat setiap Pemilu salah satunya.
Punya pengalaman menarik waktu belajar memperkirakan jam kematian jenazah. Dikombinasi dengan Biologi karena harus mengetahui sifat darah dan tubuh manusia. Serasa waktu itu orang Matematika paling tahu banyak hal deh...hahaha.

Mempelajari Matematika sedikitpun tidak punya penyesalan walaupun tidak maksimal. Yang disesali hanyalah "tidak maksimal" itu saja padahal di Matematika banyak harta karun yang selalu memberikan kejutan-kejutan manis. Matematika buat aku tidak hanya bicara penjumlahan, pengurangan, perkalian, pembagian, tidak terhingga, tidak terdefenisi, integral, diferensial, tetapi bicara bagaimana memiliki pemahaman dengan menggunakan penalaran terhadap suatu hal apapun itu.

Karena aku bukan Guru, jarang sekali ketemu teman kerja yang lulusan Matematika atau Fisika (kalau Biologi dan Kimia selalu ada aja sih...). Lucunya kalau punya teman kerja lulusan jurusan Matematika atau Fisika suka becandaan menggunakan istilah-istilah Matematika trus ketawa-ketawa enggak jelas. Kalau ada teman kerja lain yang komentarin kita aneh, tinggal bilang "Situ mau di diferensialkan?Sampai tidak terdefenisi?Kita kan enggak satu himpunan...." hahahaha *sadis


Bersyukur kalau diberikan kesempatan untuk mengenal sedikit tentang Matematika karena ini ilmu yang menarik luar biasa. Andaikan ahli matematika juga punya ilmu komunikasi, betapa indahnya dunia ini.

Aku bukan ahli matematika apalagi ahli komunikasi tetapi sangat tertarik dengan sejarah #ga nyambung